11.06.201721:09:00UTC+00Keuntungan Qatar Airways Didukung Oleh Penerbangan Jarak Jauh dan Armada yang Lebih Besar

Qatar Airways, yang pemiliknya sedang menghadapi pemblokiran oleh negara-negara tetangganya di kawasan Teluk, telah melaporkan kenaikan pada keuntungan tahunan, setelah mereka menambah jumlah armada jetnya untuk melayani lebih banyak rute jarak jauh, menambah destinasi baru, dan mengakuisisi saham pada maskapai-maskapai besar yang merupakan mitranya.

Pendapatan bersih untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret meningkat 22 persen ke 1,97 miliar riyal, sementara pendapatan meningkat 10 persen ke 38,9 miliar riyal. Maskapai terbesar kedua di Teluk Persia tersebut menambahkan 10 destinasi baru dari Doha dan menerbangkan 32 juta penumpang, naik dari 26,6 juta penumpang pada setahun sebelumnya.

Qatar Airways diperkirakan akan memperoleh Airbus SE A350-1000 pertama pesanannya pada 2017. Mereka juga memperkirakan untuk menerima 29 pesawat jenis A2350-900 dan 37 pesawat jenis A350-1000 dalam lima tahun mendatang.

Rencana ekspansi maskapai tersebut dapat melambat atau terganggu, di tengah-tengah perselisihan diplomatik yang memuncak, yang muncul karena tuduhan terhadap Qatar sebagai pendukung ekstremisme dan militansi Islam. Pada pekan lalu, negara-negara tetangganya yaitu Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA telah memutuskan hubungan dengan Doha, membatalkan penerbangan-penerbangan, dan memblokade seluruh bentuk transportasi dari dan menuju Qatar. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka akan terus beroperasi seperti biasa, dengan sejumlah penyesuaian.